Sumber : Fransisca Romana Ninik
Menapaki kota Kyoto di prefektur Kyoto, Jepang, terasa kental aroma tradisional yang masih bertahan ribuan tahun. Tak mengherankan Kyoto pernah menjadi ibukota kekaisaran Jepang tahun 749 hingga tahun 1868. Warisan masa lampau itu bertebaran di hampir setiap sudut Kyoto dan menawarkan sisi yang berbeda di negara maju nan modern itu sehingga Kyoto mendapatkan julukan Kota Seribu Kuil karena terdapat 1.600 kuil Budha dan 400 kuil kuil Shinto.
Kiyomizu dera Temple |
Tak cukup sehari untuk mengunjungi kuil-kuil di Kyoto dan beberapa kuil yang terkenal yaitu Kiyomizu dera, Tenryu-ji, Kinkaku. Jalan menanjak dengan toko-toko cendera mata dikanan-kiri mengawali perjalanan menuju Kiyomizu dera. Jalanan itu penuh sesak dengan pengunjung dan di kejauhan tampak menjulang gerbang kuil Kiyomizu dera, kemerahan dalam cahaya sore.
Kiyomizu dera artinya Air Murni. Kuil ini dibangun tahun 780 semasa periode Heian. Keistimewaan kuil ini adalah tidak ada satupun paku yang digunakan dalam strukturnya. Bangunan utamanya terbuat dari kayu dengan sebuah beranda luas ditopang pilar-pilar kayu di sisi sebuah bukit. Dibawahnya membentang pemandangan hijaunya pepohonan nan rimbun. Beranda itu merupakan tempat paling terkenal untuk berfoto bagi pengunjung Kiyomizu dera.
Dibawah beranda utama, terdapat air mancur Otowa yang mengalir dari tiga pancuran kecil dan diyakini membawa berkah panjang umur, kesuksesan dan enteng jodoh.
Tenryu-ji Temple |
Kuil Tenryu-ji atau Kuil Naga Surgawi berada di wilayah Arashiyama dibangun tahun 1339 oleh Shogun Ashikaga Takauji (1305-1358), tahun 1994 Tenryu-ji di masukan ke dalam daftar situs Warisan Budaya Dunia UNESCO.
Sejak didirikan, bangunan-bangunan dikompleks Kuil Tenryu-ji sudah delapan kali dilalap api, yang terakhir tahu 1864. Bangunan yang ada sekarang usianya hanya setua periode Meiji (1868-1912).
Memasuki kompleks kuil pengunjung disambut suasana tenang dan teduh. Riak-riak kecil di Kolam Sogen menunjukan gerakan ikan-ikan koi sebesar lengan yang berenang perlahan. Desirangin dan suara burung gagak berpadu dengan kaki yang melangkah di atas jalan setapak yang ditaburi kerikil-kerikil putih. Di bagian belakang Tenryu-ji, menjulang hutan bambu, terbelah di tengahnya oleh jalan setapak yang bisa dilalui oleh pengunjung.
Kinkaku Temple |
Kuil Kinkaku disebut Paviliun Emas dibangun tahun 1939 sebagai vila peristirahatan bagi Shogun Yoshimitsu Ashikaga (1358-1409). Beliau berniat melapisi bagian luar bangunan dengan emas, tetapi hanya bisa melapisi lantai tiga dan dua sebelum meninggal. Bagian dasarnya masih berupa kayu dengan dinding putih. Paviliun itu menandai kehidupan mewah kaum aristokrat masa itu. Vila itu lalu diubah menjadi Kuil Zen sepeninggal Yoshimitsu.
Kompleks Kuil Rukuonji ini juga tidak lepas dari api. Beberapa bangunan kayu di kompleks kuil ini terbakar, termasuk saat terjadi perang Onin (1467-1477) perang saudara yang menghancurkan Kyoto. Bangunan yang berdiri adalah bangunan yang dibangun kembali tahun 1955.
Ketiga lantai Paviliun Emas merepresentasikan tiga model arsitektur yang berbeda. Lantai satu Hosuiin, dibangun dengan gaya shinden, representasi kebangsawanan periode Heian pada abad XI. Lantai dua Cho-ondo, bergaya Buke, yaitu rumah samurai. Adapun lantai tiga Kukkyocho, bergaya bangsal Buddha sebuah kuil Zen. Di puncaknya berdiri anggun burung phoenix China.
Masih ada ribuan kuil di Kyoto menanti untuk dikunjungi. Keagungan dan warisan budaya Jepang yang menawan itu sungguh sayang jika dilewatkan.