Jumat, 28 Oktober 2011

Museum Mi Instan - Jepang

Instant Ramen Museum berada di Ikeda, yang merupakan tempat lahirnya apa yang kini dikenal sebagaimi (rament) instant. Adalah Momofuku Ando (1910-2007) yang pertama kali menemukan produk mi instant pertama di dunia, Chicken Ramen tahun 1958.

"Inilah cikal bakal industri mi instant dunia," kata Kazushige Tsutaya dari divisi Komunikasi Korporat Nissin Food Holdings. Lalu tahun 1971, Ando menemukan produk mie instan tipe gelas pertama di dunia, Cup Noodle.

Sejarah pendirian museum ditampilkan dalam panel secara kronologis disertai grafik, gambar, dan keterangan tertulis di lantai satu. Tepat di tengah ruangan terdapat replika  gubuk dengan segala peralatan memasak, tempat Ando menemukan ramen instan pertamanya. Di seberang panel, pengunjung bisa mendapati berbagai produk mi instan yang dipajang berderet-deret dari lantai melengkung ke atap, seakan pengunjung sedang melewati terowongan mi instan.

Museum ini juga memajang mi instan pertama yang ikut meluncur ke ruang angkasa salam pesawat ulang alik Discovery bersama astronot Jepang, Soichi Noguchi, pada Juli 2005. Mi instan yang diberi nama Space Ram itu dibuat dalam 4 rasa, yaitu : Soyu, miso, curry dan tonkotsu.
Ada juga teater interaktif berbentuk mi gelas, memperkenalkan seluk beluk produksi mi instan dalam kemasan berbentuk gelas. Di sisinya terbentang sebuah peta, menggambarkan konsumsi mi instan di seluruh dunia. Indonesia menduduki posisi kedua sebagai konsumen terbesar mi instan setelah China.

Masih di lantai satu, ada sudut paling ramai dengan tawa dan aroma kuah mi instan yang diseduh air panas. Memasuki sudut ini, pengunjung akan diberi gelas kemasan mi instan warna putih berbahan styrofoam. Pengunjung diminta untuk menuliskan nama dan tanggal kedatangan di museum. "Silahkan diwarnai aau digambari apa saja yang disuka," kata salah seorang petugas museum. Maka pengunjung bebas mewarnai dan menggambar dengan sejumlah pensil warna yang telah disediakan.

Lalu, pengunjung diminta berbaris rapi, mengantre untuk mendapatkan mi instan dengan memilih rasa dan bumbunya sendiri sesuai selera masing-masing. Ada rasa ayam, bawang, sapi, makanan laut, dan sebagainya. Tutup gelas akan disegel, lalu gelas berisi mi instan selera sendiri itu dikemas dalam plastik dan bisa di bawa pulang.

Di lantai dua ada lokakarya untuk  membuat mi instan sendiri. Pengunjung bisa membuat mi instan sendiri mulai dari mencampur tepung terigu, menguleni adonan, merebus mi, memberi rasa, sampai proses mengeringkan mi tersebut. 

Kegiatan interaktif yang menyenangkan itu menyedot lebih dari 500.000 pengunjung pertahun. Anda bisa menikmatinya dengan biaya 300 yen atau sekitar Rp. 30.000,-.

Minggu, 18 September 2011

Museum Manga - Jepang

Koleksi dan cara museum ini menampilkan koleksi membuat museum tak pernah sepi pengunjung karena orang berduyun-duyun datang dan menikmatinya.
Siapa yang tak kenal Doraemon ? Tokoh komik kucing berwarna biru putih yang punya kantong ajaib itu telah lama menjadi bagian dari masa kecil sebagian warga indonesia . Di negeri asalnya, Doraemon pun memiliki tempat yang istimewa.
Bersama 300.000 komik dan manga, Doraemon menjadi "Penghuni" Kyoto International Manga Museum. Di museum ini pengunjung bisa membaca koleksi komik dari seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Kyoto International Manga Museum dibuka pertama kali pada November 2006. Manga Jepang telah memiliki penggemar tersendiri di dunia. Kata Manga pun telah menjadi bahasa internasional.Pendirian museum ini diharapkan bisa mengembangkan budaya baru Jepang itu ke kalangan yang lebih luas.


Gedung museum terdiri atas tiga lantai. Bagian luar bangunannya modern, tetapi lantai kayu yang berderit saat seseorang melangkah menandakan usia bangunan bekas Sekolah Dasar Tatsuike yang dibangun tahun 1869 itu.

Di lantai satu pengunjung bisa menikmati koleksi Manga untuk anak-anak. Ada ruang baca yang nyaman dengan tempat duduk dan karpet warna-warni bagi pengunjung untuk membaca manga. Pada hari kerja siapa saja bisa masuk, tetapi pada akhir pekan hanya anak-anak usia SD dan orangtua atau pendampingnya yang boleh masuk.

Lantai dua adalah galeri pameran utama. Pengunjung bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan : bagaimana manga dibuat, apakah manga sama dengan animasi, atau apakah seniman manga bisa kaya.

Adapun lantai tiga merupakan ruang untuk referensi penelitian manga. Selain itu, ada pula koleksi untuk manga "dewasa". 

Di halaman museum ada semacam teras dan tanah lapang dengan rumput sintetis. Di tempat itu, pengunjung bisa membaca koleksi komik dengan lebih nyaman, bisa sambil tiduran.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Osaka Castle -Jepang

Osaka Castle - Japan
Osaka Castle adalah Museum yang memajang benda-benda bersejarah sejak kekuasaan Shogun Hideyoshi Totoyomi. Menara utama selesai dibangun tahun 1585.

Tahun 1615, Ieyasu Tokugawa menggulingkan keluarga Totoyomi dan menguasai Istana Osaka dalam perang musim panas di Osaka. Dia lalu merekonstruksi Istana Osaka dan selesai tahun 1629. Sayangnya, tahun 1665 menara utama disambar petir dan terbakar.

Hampir seluruh bangunan Istana Osaka musnah menjadi abu seusai pertempuran Boshin . Hingga akhirnya tahun 1931, Istana Osaka dibangun kembali seperti tampak sekarang.

Kepala Osaka Castle Museum Natsuo mengatakan , ada setidaknya 10.000 benda bersejarah, termasuk artefak, dari periode shogun sebagai koleksi utama museum tertata tujuh lantai.  Koleksi yang bisa dinikmati, antara lain, pakaian perang, jubah kaisar dengan desain Gunung Fuji berwarna kuning, ilustrasi Perang Musim Panas Osaka berikut figur-figur miniatur, kisah kehidupan Hodeyoshi Totoyomi dalam 19 layar yang dihidupkan dengan teknologi tinggi, serta benda-benda seperti kipas, batu tempat menaruh tinta, pedang dan surat yang ditulis oleh sang Shogun. Tersedia pakaian perang dan pedang tiruan bagi pengunjung yang ingin berpose ala samurai.

Menara Osaka Castle berdiri megah dilindungi benteng batu tinggi dan parit dalam di sekelilingnya, Di sekelilingnya penuh dengan pohon besar rindang. Di Lantai paling atas berfungsi sebagai dek observasi,pengunjung bisa melihat hamparan pemandangan Osaka yang modern.

Kamis, 28 Juli 2011

Menyusuri Kyoto, Kota Seribu Kuil

Sumber : Fransisca Romana Ninik
Menapaki kota Kyoto di prefektur Kyoto, Jepang, terasa kental aroma tradisional yang masih bertahan ribuan tahun. Tak mengherankan Kyoto pernah menjadi ibukota kekaisaran Jepang tahun 749 hingga tahun 1868. Warisan masa lampau itu bertebaran di hampir setiap sudut Kyoto dan menawarkan sisi yang berbeda di negara maju nan modern itu sehingga Kyoto mendapatkan julukan  Kota Seribu Kuil karena terdapat 1.600 kuil Budha dan 400 kuil kuil Shinto.

Kiyomizu dera Temple
Tak cukup sehari untuk mengunjungi kuil-kuil di Kyoto dan beberapa kuil yang terkenal yaitu Kiyomizu dera, Tenryu-ji, Kinkaku. Jalan menanjak dengan toko-toko cendera mata dikanan-kiri mengawali perjalanan menuju Kiyomizu dera. Jalanan itu penuh sesak dengan pengunjung dan di kejauhan tampak menjulang gerbang kuil Kiyomizu dera, kemerahan dalam cahaya sore.

Kiyomizu dera artinya Air Murni. Kuil ini dibangun tahun 780 semasa periode Heian. Keistimewaan kuil ini adalah tidak ada satupun paku yang digunakan dalam strukturnya. Bangunan utamanya terbuat dari kayu dengan sebuah beranda luas ditopang pilar-pilar kayu di sisi sebuah bukit. Dibawahnya membentang pemandangan hijaunya pepohonan  nan rimbun. Beranda itu merupakan tempat paling terkenal untuk berfoto bagi pengunjung Kiyomizu dera.
Dibawah beranda utama, terdapat air mancur Otowa yang mengalir dari tiga pancuran kecil dan diyakini membawa berkah panjang umur, kesuksesan dan enteng jodoh.

Tenryu-ji Temple
Kuil Tenryu-ji atau Kuil Naga Surgawi berada di wilayah Arashiyama dibangun tahun 1339 oleh Shogun Ashikaga Takauji (1305-1358), tahun 1994 Tenryu-ji di masukan ke dalam daftar situs Warisan Budaya Dunia UNESCO.

Sejak didirikan, bangunan-bangunan dikompleks Kuil Tenryu-ji sudah delapan kali dilalap api, yang terakhir tahu 1864. Bangunan yang ada sekarang usianya hanya setua periode Meiji (1868-1912).
Memasuki kompleks kuil pengunjung disambut suasana tenang dan teduh. Riak-riak kecil di Kolam Sogen menunjukan gerakan ikan-ikan koi sebesar lengan yang berenang perlahan. Desirangin dan suara burung gagak berpadu dengan kaki yang melangkah di atas jalan setapak yang ditaburi kerikil-kerikil putih. Di bagian belakang Tenryu-ji, menjulang hutan bambu, terbelah di tengahnya oleh jalan setapak yang bisa dilalui oleh pengunjung.

Kinkaku Temple
Kuil Kinkaku disebut Paviliun Emas dibangun tahun 1939 sebagai vila peristirahatan bagi Shogun Yoshimitsu Ashikaga (1358-1409). Beliau berniat melapisi bagian luar bangunan dengan emas, tetapi hanya bisa melapisi lantai tiga dan dua sebelum meninggal. Bagian dasarnya masih berupa kayu dengan dinding putih. Paviliun itu menandai kehidupan mewah kaum aristokrat masa itu. Vila itu lalu diubah menjadi Kuil Zen sepeninggal Yoshimitsu.

Kompleks Kuil Rukuonji ini juga tidak lepas dari api. Beberapa bangunan kayu di kompleks kuil ini terbakar, termasuk saat terjadi perang Onin (1467-1477) perang saudara yang menghancurkan Kyoto. Bangunan yang berdiri adalah bangunan yang dibangun kembali tahun 1955.

Ketiga lantai Paviliun Emas merepresentasikan tiga model arsitektur yang berbeda. Lantai satu Hosuiin, dibangun dengan gaya shinden, representasi kebangsawanan periode Heian pada abad XI. Lantai dua Cho-ondo, bergaya Buke, yaitu rumah samurai. Adapun lantai tiga Kukkyocho, bergaya bangsal Buddha sebuah kuil Zen. Di puncaknya berdiri anggun burung phoenix China.

Masih ada ribuan kuil di Kyoto menanti untuk dikunjungi. Keagungan dan warisan budaya Jepang yang menawan itu sungguh sayang jika dilewatkan.